Minggu, 10 Januari 2010

Perempuan Nan Jauh Dan Gembalanya


Tiba-tiba saja angin selatan mengantarkan saya ke suatu tempat penuh cahaya. Sebuah tempat yang jauh dari tempat saya berdiri. Entah kenapa saya ingin menuliskan apa yang saya dapatkan disana. Sebuah pengembalaan yang tidak sekedar menghalau domba, bagi saya. Begitulah. Pengembalaan yang seperti diberkahi langit.

Perempuan itu tampak menunduk. Kelihatannya ia melantunkan segala doa dan harap. Barangkali pula dzikir pada Tuhannya. Entahlah. Sementara di depannya, para domba patuh menembus kabut pagi. Ya, para domba patuh mengikuti arah halauan sang perempuan berjubah, meski perempuan itu tak selalu mengawasi para domba. Maka pengembalaan yang saya lihat pagi itu begitu khidmat.

Pedalaman Bolivia, perempuan pengembalamu begitu khusuk dengan doa dan gembalanya. Itu membuat saya tertegun. Kakinya yang langsing seperti tak kenal salah arah. Dan ia masih saja menunduk, sibuk dengan doa-doanya. Barangkali diantara doanya, perempuan berjubah itu mendoakan agar sang domba selalu menyediakan susu buat anak-anaknya di rumah. Mungkin pula mendoakan agar dombanya segera beranak-pinak sehingga bisa dijual kepada Miguel sang juragan demi sedikit uang belanjanya. Mungkin saja.

Perempuan nan jauh dan gembalanya, langkahmu yang tertunduk dan khusuk telah membuat saya terkesima. Betapa sebuah perjuangan hidup telah dijalankan dengan tulus. Semoga semesta mengamini doamu.

Gambar oleh Maria Stenzel, Diambil dari sini

9 komentar:

  1. Let me guess.. Kalo yg ini pasti yg nulis Bu Elly ya? Kayaknya gaya bahasanya Bu Elly..

    BalasHapus
  2. Satu lagi pelajaran tentang perjuangan hidup.

    BalasHapus
  3. Suatu pembelajaran yang sangat luar biasa.

    BalasHapus
  4. @mbak Ajeng: kalo ada angin selatan, pastilah mbak Elly, mbak! percaya deh!!
    Aku selalu kagum pada mbak Elly yg bisa mendeskripsikan pikirannya tiap kali melihat sebuah gambar. Pdhal kalo aku yg ngeliat gambar itu, aku hanya berpikir: perempuan itu kok ketinggalan dari dombanya. hahaha... mungkin krn aku memakai lbh banyak logika ketimbang imajinasi ya!

    BalasHapus
  5. @all (Ajeng, Hendriawanz, Laksamana, Fanny n Fanda, semuanya), terimakasih komentarnya. Mba Fan-fan, perempuan itu sedang khusuk makanya jalannya menunduk. Mungkin berdoa sambil mencari inspirasi, hehe.

    BalasHapus
  6. Saya, belajar membaca gambar kalau melihat tulisan mbak Elly. Salau!

    BalasHapus
  7. Dari sebuah gambar... mbak Elly emang bisa menghadirkan sebuah cerita yg sangat luar biasa...
    Salut mbak...

    BalasHapus
  8. wah, ini ceritanya lagi mbaca gambar ya... :-)

    BalasHapus

Meninggalkan jejak kata, setelah membaca cerita.

Kalau ada yang susah hendak memberikan komentar, saran a-Chen, tekan tab di PC anda :). Insya Allah bisa...