Senin, 11 Januari 2010

Wanita Tua dan Ayam


Wanita itu, umurnya kira-kira 70 tahun. Badannya, tak lagi tegak. Aku sering melihatnya di belakang rumah. membawa nasi basi, dalam jumlah yang banyak. Memberikannya kepada ayam-ayam di belakang rumah majikanku. Seperti berkata kepada anak kecil, ia kadang melerai ayam-ayam yang saling berebut nasi yang dibawanya. Sambil menjemur baju, aku sering memperhatikan gelagatnya. Ada sedikit kecemburuan dalam hatiku, betapa lembut perasaan hati wanita tua itu. Lihatlah, jauh-jauh Ia datang, hanya untuk memberi nasi kepada ayam-ayam yang bukan miliknya.

Suatu ketika, aku ada kesempatan berbicara dengannya. Awalnya, hanya menyunggingkan senyum. kemudian, tak lama Ia mendekatiku dan mengajaku ngobrol. Dari logat bicaranya, mungkin Ia bukan berasal dari Kuala Lumpur. Aku bertanya dimana tinggalnya. Mendengar jawabnya, cukup jauh rasanya dia tinggal. Ujarnya, nasi-nasi itu, adalah sisa dari hidangan tahlilan, arwah abangnya. Ia pun bercerita, kalau sudah tak memiliki lagi keluarga. Dan sekarang, hanya tinggal dengan keponakannya.

Melihat gaya bicaranya, melihat wajahnya saat ia berkata, hatiku membatin bisu. Wanita ini, sudah tak muda lagi. Wajahnya, sudah keriput dibagian sana sini. Dan giginya, tak lagi utuh. Bicaranya pun, tak lagi penuh. Setiap katanya, tak lagi sempurna. Betapa aku berfikir, kelak, aku akan seperti itu ketika tua. Wanita tua itu, memberikan aku sebuah pengajaran. Betapa hidup, itu tak kekal. Subhanallah... Wallahu'alam.

Gambar diambil dari sini

17 komentar:

  1. Kelak kitapun akan tua seperti wanita itu (saya, hiks, 30an tahun lagi) bila masih diberiNya waktu. Mari sebarkan cinta pada semesta ini, Perasaan tadi saya sudah komeng na.

    BalasHapus
  2. ah, andai renungan ini dibaca semua orang yang sekarang dilingkupi ketenaran dan kemewahan. Tak ada yang bisa menolak ketuaan.

    BalasHapus
  3. siapapun tak bisa menghindar dari menua!

    BalasHapus
  4. tak lama lagi kita akan keriput
    tak ganteng atopun cantik lagi

    BalasHapus
  5. beruntungnya kita memiliki kata "bersyukur"

    BalasHapus
  6. Banyak yg dapat kita ambil pelajarannya dalam hidup ini... Makasih sharingnya...

    BalasHapus
  7. makasih Mbak Elly sharingnya... Hmmmm, waktu berjalan sangat cepat ya.

    BalasHapus
  8. Usul"" : Verifikasi katanya dihilangin dunk... hehhehe

    BalasHapus
  9. Suatu saat kita akan seperti beliau...
    kita harus siap untuk itu.

    BalasHapus
  10. salam sejahtera
    kunjungan balik
    tulisan di atas membuat saya berpikir
    bagaimana kalo saya tua kelak
    good post
    ^^V

    BalasHapus
  11. semoga kita selalu dapat mengambil hikmah dari apapun yang berserak di sekitar kita, agar hidup makin baik dan manfaat. Seperti kisah kecil yang kaya makna ini, Trims Ana Duoelly...

    BalasHapus
  12. renungan yang indaaaaah banget...like this so much ^^

    BalasHapus
  13. Memberi makan ayam... hanya kebiasaan sepele, tapi saat itu dilandasi oleh cinta dan kepedulian pada makhluk lain, maka hal itu akan jd besar bagi si pelaku.

    BalasHapus
  14. Testing, moga tanpa verifikasi kata... :-)

    BalasHapus
  15. hiks, kok masih Naz.... ^_^

    BalasHapus
  16. Ehngggh, bukannya sotoy atau mengguruiy Naz....
    Biasanya di blogger khan ada Pengaturan(setting) nah terus ke pengaturan komentar. Nah dibagian bawah cari kata: "Tampilkan verifikasi kata untuk komentar?' trus pilih 'tidak', setahuku sih begitu doang Naz.... :-D

    BalasHapus

Meninggalkan jejak kata, setelah membaca cerita.

Kalau ada yang susah hendak memberikan komentar, saran a-Chen, tekan tab di PC anda :). Insya Allah bisa...